Ciri-ciri dan Contoh Prosa Lama dan Prosa Baru
![]() |
| Ciri-ciri dan Contoh Prosa Lama dan Prosa Baru |
Prosa sebagai salah satu bentuk
cipta sastra, mendukung fungsi sastra pada umumnya. Fungsi prosa adalah untuk
memperoleh keindahan, pengalaman, nilai-nhlai moral yang terkandung dalam
cerita, dan nilai-nilai budaya yang luhur. Selain itu dapat pula mengembangkan
cipta, rasa, serta membantu pembentukan untuk pembelajaran (secara tidak
langsung).
Prosa sebagai salah satu bentuk
karya sastra, sering menbimbulkan masalah dalam mengajarkannya. Hal mi muncul
karena cerita yang ditulis dalam bentuk prosa pada umumnya panjang. Masalah mi
tentu saja dapat mempengaruhi proses pembelajaran prosa karena bimbingan
apresiasi yang menyangkut teks enggan diberikan. Seperti halnya puisi, prosapun
sebaiknya dinikmati oleh siswa secara utuh agar fungsi prosa benar-benar
terwujud.
1.) Ciri-ciri Prosa Lama
- Di pengaruhi
oleh sastra hindu atau arab.
- Ceritanya
anonim “tanpa nama”
- Milik
bersama.
- Bersifat
statis, sesuai dengan kondisi masyarakat waktu itu.
- Berbentuk
hikayat, tambo, dongeng”pembaca di bawa ke alam imajinasi”
2) Ciri-ciri Prosa baru
- Tertulis.
- Masyarakat
sentris”cerita diambil dan kehidupan masyarakat sekitar”.
- Dipengaruhi
pengarangnya.
- Dipengaruhi
sastra barat.
- Bentuk
ronam,cerpen,drama.
Unsur — unsur dalam Prosa
1) Unsur-unsur Intrinsik
a) Tema
Tema adalah gagasan yang menjalin
struktur isi cerita. Tema suatu cerita menyangkut segala persoalan, baik itu
berupa masalah kemanusiaan. kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan, dan
sebagainya. Untuk mengetahui tema suatu cerita, diperlukan apresiasi menyeluruh
terhadap berbagal unsur karangan itu. Bisa saja temanya itu dititipkan pada
unsure penokohan, alur, atau pun pada latar.
Tema jarang dituliskan secara
tersurat oleh pengarangnya. Untuk dapat merumuskan tema cerita fiksi, seorang
pembaca harus terlebih dahulu mengenali unsur-unsur intrinsik yang dipakai oleh
pengarang untuk mengembangkan cerita fiksinya.
b) Alur
Alur merupakan pola pengembangan
cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab-akibat. Bagian-bagian alur tersebut tidaklah
seragam. Kadang kadang susunannya itu Iangsung pada penyelesaian lalu kembali
pada bagaian pengenalan. Ada pula yang diawali dengan pengungkapan peristiwa,
lalu pengenalan, penyelesaian peristiwa, dan puncak konflik. Tidak sedikit pula
cerita yang alurnya berbelit-belit dan penuh kejutan, juga kadang-kadang
sederhana.
c) Tokoh dan Penokohan
Penokohan yaitu cara kerja
pengarang untuk menampilkan tokoh cerita. Penokohan dapat dilakukan menggunakan
metode (a) analitik, (b) dramatik, dan (c) kontekstual. Tokoh cerita akan
menjadi hidup jika ia memiliki watak seperti layaknya manusia. Watak tokoh
terdiri atas sifat, sikap, serta kepribadian tokoh. Cara kerja pengarang
memberi watak pada tokoh cerita dinamakan penokohan, yang dapat dilakukan
melalui penggambaran (a) fisik, (b) psikis, dan (c) sosial. Latar berkaitan
erat dengan tokoh dan alur.
d) Latar
Latar adalah seluruh keterangan
mengenai tempat, waktu, serta suasana yang ada dalam cerita. Latar tempat
terdiri atas tempat yang dikenal, tempat tidak dikenal, dan tempat yang hanya
ada dalam khayalan. Latar waktu ada yang menunjukkan waktu dengan jelas, namun
ada pula yang tidak dapat diketahui secarapasti. Cara kerja pengarang untuk
membangun cerita bukan hanya melalui penokohan dan perwatakan, melainkan pula
dapat melalui sudut pandang.
e) Sudut Pandang
Sudut pandang (point of view)
adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita.Posisi pengarang ini terdiri
atas dua macam, yaitu berperan Iangsung, sebagai orang pertama dan berperan
sebagai pengamat atau sebagai orang ketiga
f) Amanat
Amanat merupakan ajaran moral
atau pesan didaktis yang disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya.
Amanat tersimpan rapi dan disembunyikan pengarangnya dalam isi cerita.
2) Unsur-unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik prosa adalah
segala faktor luar yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra, seperti
faktor pendidikan pengarang, factor kesejarahan, dan faktor sosial budaya.
Setiap karya sastra, termasuk
prosa, tidak bisa tercipta tanpa melibatkan unsur-unsur kebudayaan. Semua karya
sastra akan terkait dan melibatkan dinamika suatu kehidupan masyarakat, yang
punya adat dan tradisi tertentu.
C. Kegiatan Apresiasi Prosa
Terdapat tiga Iangkah dalam
mengapresiasi sebuah karya sastra, khususnya prosa. Langkah pertama adalah keterlibatan
jiwa. Dalam Iangkah ml pembelajar dapat memahami masalah yang diangkat oleh
penulis dalam karya sastranya. Langkah kedua adalah pemahaman dan penghargaan
atas penguasaan sastrawan dalam menyajikan pengalaman melalui karya sastra.
Langkah ketiga adalah Iangkah analisis. Pada Iangkah ini pembelajar diharapkan
dapat mempermasahkan fakta-fakta yang tertuang dalam karya sastra dan menemukan
fakta-fakta tersebut dengan realitas kehidupan pembelajar.
Perhatikan contoh apresiasi
cerita rakyat berikut.
Keong Emas
Di Kerajaan Daha, hiduplah dua
orang putri yang sangat cantik jelita. Putri nan cantik jelita tersebut bernama
Candra Kirana dan Dewi Galuh. Kedua putri Raja tersebut hidup sangat bahagia
dan serba kecukupan.
Hingga suatu han datanglah
seorang pangeran yang sangat tampan dan Kerajaan Kahuripan ke Kerajaan Daha.
Pangeran tersebut bernama Raden mu Kentapati. Maksud kedatangannya ke Kerajaan
Daha adalah untuk melamar Candra Kirana. Kedatangan Raden inu Kertapati sangat
disambut balk oleh Raja Kertamarta, dan akhirnya Candra Kirana ditunangkan
dengan Raden inu Kertapati.
Pertunangan itu ternyata membuat
Dewi Galuh merasa in. Karena dia merasa kalau Raden inu Kertapati Iebih cocok
untuk dirinya. OIeh karena itu Dewi Galuh lalu pergi ke rumah Nenek Sihir. Dia
meminta agar nenek sihir itu menyihir Candra Kirana menjadi sesuatu yang
menjijikkan dan dijauhkan dan Raden mu. Nenek Sihir pun menyetujui permintaan
Dewi Galuh, dan menyihir Candra Kirana menjadi Keong Emas, lalu membuangnya ke
sungai.
Suatu hari seorang nenek sedang
mencari ikan dengan jala, dan keong emas terangkut dalam jalanya tersebut.
Keong Emas itu talu dibawanya pulang dan ditaruh di tempayan. Besoknya nenek
itu mencari ikan lagi di sungai, tetapi tak mendapat ikan seekorpun. Kemudian
Nenek tersebut memutuskan untuk pulang saja, sesampainya di rumah ia sangat
kaget sekali, karena di meja sudah tersedia masakan yang sangat enak-enak. Si nenek
bertanya-tanya pada dirinya sendiri, siapa yang memgirim masakan Begitu puma
han-han berikutnya si nenek menjalani kejadian serupa, keesokan paginya nenek
ingin mengintip apa yang terjadi pada saat dia pergi mencari ikan. Nenek itu
lalu berpura-pura pergi ke sungai untuk mencari ikan seperti biasanya, lalu
pergi ke belakang rumah untuk mengintipnya. Setelah beberapa saat, si nenek
sangat terkejut. Karena keong emas yang ada ditempayan berubah wujud menjadi
gadis cantik.
Gadis tersebut lalu memasak dan
menyiapkan masakan tersebut di meja. Karena merasa penasaran, lalu nenek
tersebut memberanikan din untuk menegur putri nan cantik itu. “Siapakah kamu mi
putri cantik, dan dari mana asalmu?”, tanya si nenek. “Aku adalah putri
kerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh nenek sihir utusan saudaraku
karena merasa iri kepadaku”, kata keong emas. Setelah menjawab pertanyaan dan
nenek, Candra Kirana berubah lagi menjadi Keong Emas, dan nenek sangat
terheran-heran.
Sementara pangeran inu Kertapati
tak mau diam saja ketika tahu Candra Kirana menghilang. Ia pun mencarinya
dengan cara menyamar menjadi rakyat biasa. Nenek sihirpun akhirnya tahu dan
mengubah dirinya menjadi gagak untuk mencelakakan Raden mu Kertapati. Raden inu
Kertapati Kaget sekali melihat burung gagak yang bisa berbicara dan mengetahui tujuannya.
Ia menganggap burung gagak itu sakti dan menurutinya
padahal raden inu diberikan anah
yang salah. Diperjalanan Raden Inu bertemu dengan seonang kakek yang sedang
kelaparan, dibeninya kakek itu makan. Ternyata kakek adalah orang sakti yang
baik ma menolong Raden inu dan burung gagak itu.
Kakek itu memukul burung gagak
dengan tongkatnya, dan burung itu menjadi asap. Akhirnya Raden inu diberitahu
dimana Candra Kirana berada, disuruhnya raden itu pergi kedesa Dadapan. Setelah
berjalan berhari-hari sampailah ia kedesa Dadapan. Ia menghampiri sebuah gubuk
yang dilihatnya untuk meminta seteguk air karena perbekalannya sudab habis. Di
gubuk itu ia sangat terkejut, karena dan balik jendela ia melihat Candra Kirana
sedang memasak. Akhirnya sihir dan nenek sihir pun hilang karena perjumpaan
itu. Akhirnya Raden mu memboyong tunangannya beserta nenek yang baik hati
tersebut ke istana, dan Candra Kirana menceritakan perbuatan Dewi Galuh pada
Baginda Kertamarta.
Baginda minta’maaf kepada Candra
Kirana dan sebaliknya. Dewi Galuh lalu mendapat hukuman yang setimpal. Karena
Dewi Galuh merasa takut, maka dia melarikan din ke hutan. Akhirnya pernikahan
Candra kirana dan Raden mu Kentapati pun berlangsung, dan pesta tersebut sangat
meriah. Akhirnya mereka hidup bahagia.
Cerita Rakyat “Keong Emas” mi
diceritakan kembati oleh Kak Ghulam Pramudiana.
Nah itu tadi unsur-unsurintrinsik dan ekstrinsik serta Ciri-ciri Prosa Lama dan Baru. Semoga dapat Bermanfaat dan menjadi bahan pembelajaran yang sedang belajar tentang prosa

Comments
Post a Comment